Dry Port

Cikarang Dry Port terletak secara sangat strategis di Kawasan Industri Jababeka tepatnya  pada jantung kawasan manufaktur terbesar di Jawa Barat dan di Indonesia, rumah bagi lusinan Kawasan Industri dengan lebih dari 2.500 perusahaan, baik perusahaan nasional, multinasional maupun usaha kecil dan menengah (UKM).

Sebagai perpanjangan pintu gerbang Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, segala macam dokumen serta perizinan dapat diselesaikan di dalam Cikarang Dry Port. Cikarang Dry Port mulai dioperasikan pada tahun 2010 dan terletak di jantung kawasan manufaktur terbesar di Indonesia di sepanjang kawasan Bekasi-Cikampek, Jakarta Timur. Sekitar 200 hektar dialokasikan untuk dry port yang mudah diakses menggunakan jalan raya dan kereta api.

Cikarang Dry Port menawarkan layanan satu atap untuk penanganan kargo serta solusi logistik untuk ekspor dan impor internasional, demikian pula untuk distribusi domestik. Cikarang Dry Port menyediakan pelabuhan serta jasa logistik yang terintegrasi dengan puluhan perusahaan logistik dan supply chain; seperti eksportir, importir, pengangkut, operator terminal, stasiun kontainer, gudang, transportasi, logistik pihak ketiga (3PL), depo kontainer kosong, serta bank dan fasilitas pendukung lainnya.

Cikarang Dry Port kini membuka layanan pertama di Indonesia dengan menghubungkan Cikarang Dry Port dan pelabuhan lainnya di seluruh dunia yang akan mulai dilayani dengan berpedoman pada Multimodal Transport Bill of Lading, beserta dengan Maersk Line, MCC Transport dan Safmarine. Pelanggan cukup menempatkan kode pelabuhan internasional Cikarang Dry Port (IDJBK) sebagai Tempat Pengiriman dan Tempat Penerimaan dalam pemesanan menggunakan Maersk Line, MCC Transport dan Safmarine. Hal ini akan mempermudah penelusuran, kepastian, dan produktivitas dalam kegiatan supply chain.

Dengan adanya semua pihak yang terlibat dalam satu tempat, koordinasi kerja akan menjadi lebih baik serta produktivitas pun dapat ditingkatkan. Hal ini menjadikan Cikarang Dry Port sebagai tempat yang tepat untuk segala kegiatan supply chain Anda.

cikarang-dry-port cikarang-dry-cdp-homepage-2 cikarang-dry3

10 Hal yang Menjadikan Cikarang Dry Port (CDP) Sangat Penting

1. Cikarang Dry Port terletak secara strategis di Kawasan Industri Jababeka pada jantung kawasan manufaktur terbesar di Jawa Barat dan di Indonesia, rumah bagi lusinan Kawasan Industri dengan lebih dari 2.500 perusahaan, baik perusahaan multinasional maupun usaha kecil dan menengah (UKM).

2. Cikarang Dry Port mempunyai total lahan seluas kurang lebih 200 hektare yang mudah diakses menggunakan jalan raya dan kereta api.

Angkutan berbasis kereta api juga sudah beroperasi dari Cikarang Dry Port ke Surabaya dan sebaliknya. Layanan ini disiapkan oleh Jakalogistics, sebuah kerjasama operasi antara PT. Jababeka Infrastruktur dan PT. Kereta Api Logistik. Sejak Juli 2012, kereta api barang ini sudah dapat digunakan sebagai distribusi domestic dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan harian yang tetap.

Adanya kereta api itu membuat waktu tempuh pengiriman barang ke timur Pulau Jawa, utamanya, bisa lebih cepat. Selain itu, adanya jalur kereta api untuk angkutan kontainer jelas akan mengurai tingkat kepadatan lalu lintas, terutama di jalur Tanjung Priuk menuju CDP.

3. Cikarang Dry Port menyediakan pelabuhan serta jasa logistik yang terintegrasi dengan puluhan perusahaan logistik dan supply chain; seperti eksportir, importir, pengangkut, operator terminal, stasiun kontainer, gudang, transportasi, logistik pihak ketiga (3PL), depo kontainer kosong, serta bank dan fasilitas pendukung lainnya.

4. Cikarang Dry Port merupakan bagian dari program pemerintah Indonesia, diantaranya, Customs Advance Trade System dan Indonesian Blue Print Logistics. Dua program pemerintah ini bertujuan menyederhanakan dan meningkatkan daya saing Indonesia dengan memangkas rantai pasokan dan distribusi barang.

5. Cikarang Dry Port menerapkan The SAFE Framework of the World Customs Organisation dan standar Internasional untuk meningkatkan perdagangan internasional dan return value untuk memasok pengusaha supply chain baik di Indonesia maupun di luar negeri.

6. Cikarang Dry Port didesain sebagai Kawasan Pelabuhan Pelayanan Terpadu (KPPT) atau istilah yang lebih populer layanan satu atap kepelabuhanan untuk penanganan kargo.

Dengan layanan satu atap itu maka proses dokumentasi dan pemeriksaan terkait Bea Cukai, Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan diselesaikan di sini. Didukung dengan INSW, layanan dan fasilitas yang terpadu ini akan memberi kemudahan, kepastian pelayanan, dan meningkatkan produktivitas.

Selain menggunakan fasilitas terminal untuk dry cargo, fasilitas reefer container (peti kemas berpendingin), dan pemeriksaan jalur merah sudah dapat dilayani di dalam terminal Cikarang Dry Port dengan tariff yang transparan.

Catatan : Untuk informasi lebih lanjut tentang KPPT, lihat Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 232/PMK.04/2009.

7. Cikarang Dry Port membuka layanan pertama di Indonesia untuk menghubungkan dengan pelabuhan lain di seluruh dunia dengan berpedoman pada Multimodal Transport Bill of Lading.Karena itu, Cikarang Dry Port tentu juga menggunakan standar internasional dalam pengelolaan pelabuhan.

Secara internasional, Cikarang Dry Port juga punya kode pelabuhan, yakni IDJBK. Dengan kode tersebut maka Cikarang Dry Port telah terkoneksi dengan pelabuhan-pelabuhan lain di seluruh dunia sebagai bagian dari jalur perdagangan internasional.

8. Cikarang Dry Port telah resmi beroperasi sejak tanggal 18 Agustus 2010 dengan melayani aktivitas ekspor dan impor dari penggunajasa. Cikarang Dry Port telah ditetapkan sebagai perpanjangan dari Pelabuhan Tg Priok melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 284 Tahun2011.

9. Cikarang Dry Port terus menggeliat. Itu ditunjukkan dengan peningkatan kegiatan yang ditandai dengan bertambahnya penggunajasa eksportir dan importir, bertambahnya perusahaan pelayaran yang membuka layanan ekspor-import langsung.

Perusahaan pelayaran yang memiliki layanan di Cikarang Dry Port adalah Maersk Line, MCC Transport, Safmarine, CMA CGM, CNC, ANL, Delmas, APL, MOL (Mitsui O.S.K Line) dan MSC.

Selain itu, masih ada lagi PT. Yamaha Music Manufacturing Asia, PT. South Pacific Viscose, PT. Toshiba Consumer Products Indonesia, PT. Unilever indonesia Tbk, PT. Kraft Indonesia, PT. Cadbury Indonesia, PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, PT. Kimberly – Clark Indonesia, PT.Tekpak Indonesia, PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk dan lainnya.

10. Cikarang Dry Port jelas mempunyai fungsi yang sangat strategis. Karena itu, pemerintah memandang perlu untuk segera mengoptimalkan penggunaan Cikarang Dry Port sebagai pelabuhan yang telah siap mendukung kelancaran arus barang dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Rencana aksi ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 tahun 2011 tentang MP3EI, Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Sistem Logistik Nasional 2012-2015, Keputusan Presiden (Keppres) 54/2002 mengenai Tim koordinasi Percepatan Arus Barang Ekspor dan Impor sebagaimana diubah terakhir kali dengan Keputusan Presiden No 22 Tahun 2007.

Solusi Bisnis

Cikarang Dry Port (CDP) bisa menjadi solusi pengusaha untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang sampai barang tersebut keluar atau dikenal dwelling time. Selama ini dwelling time difokuskan hanya di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Kita nyemplung bisnis ini karena Indonesia butuh Dry Port. Di Indonesia Dry Port sebelumnya belum ada. Bisa dikatakan jauh lebih singkat dwelling time di CDP dari beberapa pengakuan klien kita,” ujar Managing Director PT Cikarang Inland Port Benny Woenardi saat berdiskusi dengan media di Menara Batavia, Jakarta, Rabu (10\/7\/2013).

Ia mencontohkan, salah satu klien bisnisnya mengakui dwelling time di CDP jauh lebih singkat bila dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok.

“Cost berkurang dengan selisih 30%. Sementara dari waktu berkurang 50%. Contohnya dari Cakung ke Priok itu jaraknya 15 km sedangkan Cakung ke Cikarang 60 km. Ada kasus, konsumen itu impor produk dari proses turunnya kapal ke customs clearence hingga sampai ke gudang butuh waktu 7 hari di Pelabuhan Tanjung Priok. Lalu Mereka kemudian menggunakan CDP sampai ke Priok kita tarik ke CDP kemudian proses customs clearence dan balik ke gudang hanya butuh waktu 3 hari,” jelasnya.

Benny pun mengungkapkan resepnya. Salah satunya adalah, CDP menyediakan jasa kepelabuhan (seperti Kepabeanan, Karantina, BPPOM) selama 24 jam. Selain itu dengan total lahan 200 hektar bisa menampung 400.000 TEUs kontainer setiap tahunnya.

“Lama dwelling time karena penumpukan box (kontainer). Pre Clearance itu menyumbang. 58% dari dwelling time jadi agar tidak terhambat kita siapkan tempat yang besar. Kita juga terhubung dengan Kepabeanan, Karantina, dan BPPOM,” cetusnya.

sumber: Dari Berbagai sumber